Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Motivasi Sebelum Ramadhan: Tanda Amal Diterima
Jumat, 19 Februari 2021

Khutbah Jumat Motivasi Sebelum Ramadhan: Tanda Amal Diterima ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Motivasi Sebelum Ramadhan: Tanda Amal Diterima

Sesungguhnya di antara tanda diterimanya amal kita adalah menimbulkan amalan shalih yang lainnya. Al-Hasan Al-Bashri berkata:

إن من جزاء العمل العمل الصالح بعدها

“Sesungguhnya balasan amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba adalah diberikan oleh Allah kekuatan untuk mengamalkan amalan shalih yang lainnya.”

Maka ketika seorang hamba beramal shalih, ia shalat, ia berdzikir, ia membaca Al-Qur’anul Karim, ternyata amal shalihnya menimbulkan ibadah yang lainnya, menyebabkan ia lebih kuat untuk beramal shalih dan mengamalkan ibadah-ibadah yang lainnya. Maka itu pertanda bahwasannya amal-amal shalih kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: “Kalaulah aku mengetahui ada satu shalatku yang diterima oleh Allah, itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya,” karena Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya Allah hanyalah menerima dari orang-orang yang bertakwa saja.” (QS. Al-Maidah[5]: 27)

Itu menunjukkan bahwasanya amalan shalih yang menimbulkan ketakwaan dan memberikan kekuatan untuk senantiasa beramal shalih setelahnya, itu tanda adalah amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diterima olehNya.

Karena sesungguhnya disyariatkan amal shalih dan ibadah kepada Allah adalah menimbulkan ketakwaan kepada Allah. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 21)

Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada Allah, lalu Allah menyebutkan tentang hikmah dan tujuan daripada amal shalih dan ibadah, yaitu agar kalian bertakwa kepada Allah.

Maka apabila amal shalih kita, ibadah kita, tidak menimbulkan ketakwaan kepada Allah, itu pertanda bahwasanya amal shalih itu tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kita beribadah kepada Allah namun tidak memberikan kekuatan untuk beribadah kepada Allah setelahnya, itu pertanda bahwasannya amal tersebut dimasuki oleh sesuatu.

Sebuah contoh, ketika kita telah shalat fardhu lalu kemudian diberikan oleh Allah kekuatan untuk berdzikir setelahnya, setelah itu kemudian Allah berikanlah kekuatan untuk shalat sunah setelahnya, maka itu menunjukkan mudah-mudahan bahwasanya shalat fardhu kita diterima oleh Allah Jalla wa ‘Ala.

Ketika kita membaca Al-Qur’anul Karim, kemudian ketika membaca Al-Qur’an membuat kita ingat kepada Allah, membuat kita ingat kepada kehidupan akhirat kemudian setelahnya menimbulkan rasa rindu untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu pertanda bahwasannya bacaan Al-Qur’an kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun ketika kita shalat, ternyata tidak ada keinginan untuk berusaha menjaga shalat sunnah kita, ketika kita shalat ternyata tidak memberikan kekuatan di hati kita untuk meninggalkan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu pertanda shalat kita belum diterima oleh Allah Jalla wa ‘Ala. Karena bukankah Allah mengatakan:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut[29]: 45)

Ternyata ia shalat tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Apakah ada sesuatu yang memasuki hatinya saat ia shalat? Bisa jadi riya’ yang masuk ke dalam hatinya, bisa jadi ketika shalat tidak pernah khusyuk, pikirannya pergi kesana-kemari, tidak bisa ia khusyuk di dalam shalatnya, sehingga akhirnya Allah tidak menerima shalatnya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفَ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشُرُ صَلاَتِهِ تُسُعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

“Sesungguhnya seseorang hamba setelah selesai dari shalatnya ternyata hanya ditulis oleh Allah pahala sepersepuluh shalatnya saja, ada yang sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan setengah.” (HR Abu dawud)

Maka setiap kita segera introspeksi diri, ketika kita telah beribadah kepada Allah, apakah ibadah itu menimbulkan kekuatan kita untuk beribadah kepada Allah yang lainnya? Ketika kita telah selesai beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, segera kita introspeksi dan periksa hati kita, apakah ibadah itu menimbulkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau tidak? Apabila tidak, maka ucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Karena itu adalah musibah yang menimpa diri kita.

Khutbah Kedua – Khutbah Jumat Motivasi Sebelum Ramadhan: Tanda Amal Diterima

Bulan Ramadhan hampir menjelang kita, mungkin dua bulan lagi kita akan mendapatkannya bi’idznillah. Saat kita di bulan Ramadhan, kita terasa berat ketika melaksanakan puasa bukan karena sakit, akan tetapi kita memandang bahwa itu bulan yang menyebabkan kita tidak bisa melaksanakan syahwat kita, itu akibat daripada maksiat-maksiat diri kita.

Maka dari itulah para Salafush Shalih mereka mempersiapkan sebelum Ramadhan dengan ibadah-ibadah. Mereka mulai dari bulan Rajab, kemudian mereka bersungguh-sungguh di bulan Sya’ban, yaitu supaya ibadah-ibadah yang mereka lakukan di bulan Rajab dan di bulan Sya’ban itu memberikan hasil ketika mereka melakukan ibadah di bulan Ramadhan, Allah berikan kepada mereka kekuatan untuk senantiasa beribadah di bulan Ramadhan dengan berpuasa, dengan membaca Al-Qur’an dan yang lainnya. Karena apabila kita tidak lakukan itu, maka sungguh jiwa ini sebetulnya malas untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka apabila kita tidak biasakan dari sekarang, ia tidak akan bisa melakukannya di bulan Ramadhan nanti. Maka siapa yang ingin agar ia bisa membaca Al-Qur’an dan bisa mengkhatam Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak-banyaknya, hari ini kita mulai untuk mengkhatam Al-Qur’anul Karim, hari ini kita mulai membaca Al-Qur’an, agar kemudian hati kita terbiasa dengannya.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan amal ibadah itu menimbulkan ketakwaan di hati-hati kita.

Download mp3 Khutbah Jumat

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Motivasi Sebelum Ramadhan: Tanda Amal Diterima” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49843-khutbah-jumat-motivasi-sebelum-ramadhan-tanda-amal-diterima/